Saya Pingin Banget Melakukannya! Tapi Belum Dapat Hidayah!
Tolong diperhatikan baik-baik, ini pembahasan yang sangat sangat penting. Sangkin pentingnya, kalau bisa saya minta tolong supaya Anda share tulisan ini kepada semua kenalan Anda. Soalnya, udah kebanyaan orang yang salah paham soal apa itu hidayah. Makanya ini penting kita bahas. Oia, ngomong-ngomong, sebagian besar materinya saya sadur dari video Hidayah Menjadi Lebih Mudah. Sekiranya Anda punya koneksi internet yang mantap, ada baiknya lihat video tersebut.
Baiklah, pasti kita udah nggak asing lagi sama kalimat "Aku pingin
banget sholat! Pingin banget baca Al-Qur'an! Pingin banget berhijab
syar'i! Saya serius nih! Seriuuuusss banget! Tapi saya belum dapat hidayah!"
yang diucapkan oleh seseorang. Adapula yang suka ngeles, "Wajar aja dia
hebat, wong dia udah dapat hidayah. Kalau saya belum!" Menurut Anda,
orang yang cuman ngomong begitu, bakal bisa berubah nggak? Tidak. Tidak
akan pernah.
Hm, sebelumnya, coba jawab dulu, hidayah itu sebetulnya artinya apa sih? Iya, hidayah itu artinya petunjuk. Guide. Berarti kalau ada orang yang bilang dia belum dapat hidayah, berarti dia belum dapat petunjuk, katanya.
Sekarang, biar Anda lebih paham, simak petunjuk untuk ke Rumah saya berikut ini. Sekalian dihafal dalam waktu 1 menit yaa:
Rumah saya terletak di Jalan Muara Sipongi No. 35 Lantai 3, Medan. Dari sini, cari Krakatau lalu jalan terus sampai ke kolam berenang Deli. Dan coba tanya nanti sama ibu-ibu jual es kelapa yang ada di depan situ. Terus, coba cari jembatan kecil yang disebelahnya ada parit kecil dan kuburan-kuburan. Sampai nanti jumpa ada perempatan mini, belok ke kiri. Lalu terus jalan dan belok kiri ke Rumah yang berlantai 5. Parkirkan kendaraan Anda. Tapi disitu cuman tempat Power Sterring dan Notaris. Jadi naik lagi ke lantai 2. Terus naik ke lantai 3. Barulah Anda sampai.
Sudah hafal? Belum? Hehehe! Ngomong-ngomong, petunjuk cara ke Rumah saya
ini benar atau nggak? Ya tentulah benar, kan yang ngasih tahu saya,
yang punya Rumah. Pokoknya insya Allah benarlah ini, karena yang ngasih
tahu dari saya. Tapi kalau yang ngasih tahu dari kakek Anda, itu
meragukan. Berarti kalau datangnya langsung dari saya, Anda bisa
percaya. Itulah petunjuk untuk datang ke Rumah saya.
Nah, anggaplah Anda sudah hafal sama petunjuk ini. Tapi cuman Anda
nyanyikan doang, "Rumah si Dani di Muara Sipongi, dari sini belok kiri,
terus ke situ belok kanan, lurus, dan bla bla bla.. Rumah si Dani di
sini belok sini.. Rumah si Dani di sini belok sini.. Rumah si Dani bla
bla bla.." cuman didzikirkan doang gitu, kira-kira Anda bisa sampai ke
Rumah saya nggak? Nggak akan! Emang apa yang kurang? Yah, karena nggak
dipraktekin. Cuman dihafal doang. Karena kalau udah praktek, insya Allah
Anda bisa sampai. Kalau nggak, yang nggak bakal sampai.
Soalnya memang, jujur saja, pas Anda ketemu sama petunjuk Rumah saya
ini, pasti Anda pusing, bingung, merasa ribet, muter-muter, masa bodoh,
ragu-ragu, dan sebagainya. Karena memang itu semua reaksi wajar orang
yang barusan dapat petunjuk (kecuali Abu Bakar ).
Sekarang pertanyaan saya, kalau kita nanti udah mati, nanti mau ke
Syurga atau ke Neraka? Mau ke Syurga kan? Terus, Syurga itu punya siapa?
Yah, punya Allah. Berarti, Yang Paling Tahu alamat ke Syurga siapa?
Yah, tentu saja Allah. Lalu, Allah udah ngasih kita petunjuk untuk
datang ke Syurga belum? Tentu saja sudah. Yaitu, Al-Qur'an. Makanya
kalau Al-Qur'an cuman dibaca doang, tapi nggak dipraktekin, yah nggak
akan pernah bisa sampe! Apalagi kalau nggak pernah dibaca? Jadi sekarang
nggak boleh lagi bilang belum dapat hidayah yah! Awas kalau bilang gitu
lagi! Ntar kita bully dia bareng-bareng, hehehe!
Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (TQS an-Nahl [16]: 89)
Hidayah itu Seperti Mobil |
Artinya apa? Hidayah itu akan muncul kalau sudah action! Jadi
bukan tunggu yakin dulu, barulah berbuat. Tapi berbuatlah dulu, baru
kita jadi yakin! Kayak mau buka bisnis loh. Makanya ada yang ngeles,
"Aku belum yakin mau kerudungan. Nanti kalau dilepas lagi kan jelek."
Salah itu. Yang bener itu kerudungan dulu baru yakin. Bukan yakin dulu
baru kerudungan. Yang penting take action dulu!
Kata Om Bob Sadino, "Jangan Kebanyaan Mikir, Langsung Action Aja!" |
Sayangnya orang kita kebanyaan mikir, makanya gak action-action.
Makanya penelitian menunjukkan, minat seorang siswa dari SD hingga
mahasiswa, untuk menjadi pengusaha semakin berkurang, seiring makin
tingginya pendidikan formalnya. Tuhlah udah kebanyaan mikir, akhirnya
nggak action-action.
Makanya kadang saya kalau mau pergi ke suatu tempat yang belum pernah
saya datangi, dengan bekal petunjuk jalan yang diceritakan oleh kenalan
saya sebelumnya, saya pun masih tetap ragu. Takut kesasar. Tapi yang
penting jalan aja dulu. Ntar kan jumpa palang tanda daerah ini, daerah
itu, dan sebagainya. Atau nanti bisa juga tanya-tanya sama orang
sekitar. Lama-lama kan jadinya yakin. Berarti, tolong diingat sekali
lagi, jangan tunggu yakin baru melakukan. Tapi lakukanlah! Biar ntar
jadi yakin! Otak kanan gitu loh.
Kalau gitu sekarang mari kita masuk ke pembahasan terpenting dari
artikel ini. Berikut ini adalah hasil penelitian, bahwa Al-Qur'an
menjelaskan, ada 3 orang yang nggak bakal bisa dapat petunjuk.
Perkenalkan:
1. Orang Kafir
- dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir (TQS al Baqarah [2] : 264)
- Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir (TQS at Maaidah [5] : 67)
- dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir (TQS at Taubah [9] : 37)
- Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir (TQS An Nahl [16] : 107)
Allah ulang 4 kali dalam Al-Qur'an. Itulah orang kafir. Sekarang, perkenalkan orang yang kedua:
2. Orang Fasik
- Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik (TQS at Maaidah [5] : 108)
- Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik (TQS at Taubah [9] : 24)
- Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik (TQS at Taubah [9] : 80)
- Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik (TQS ash Shaff [61] : 5)
- Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik (TQS al Munaafiqun [63]: 6)
Allah sebut 5 kali dalam Al-Qur'an. Itulah orang yang fasik. Berikut ini orang ketiga, yang paling banyak disebutkan. Horor nih!
3. Orang Dzolim
- dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim (TQS al Baqarah [2] : 258)
- Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim (TQS al An’am [5]: 51)
- Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim (TQS al An’am [6]: 144)
- dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim (TQS at Taubah [9] : 16)
- Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim (TQS al Qashash [28]: 50)
- Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim (TQS al Ahqaaf [46]: 10)
- Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim (TQS ash Shaff [61] : 7)
- dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim (TQS al Jumu’ah [62] : 5)
Begitulah. Yang pertama, orang kafir. Yang kedua, orang fasik. Dan yang
ketiga, orang yang dzolim. Emangnya apa perbedaan kafir, fasik, dan
dzolim?
Di Al-Qur'an, Allah ada menjelaskan bahwa orang kafir itu ada 2. Ahlil-kitabi wal musyrikin.
Pertama, ahli kitab. Yaitu orang yahudi dan nasrani. Kedua, orang
musyrik, yang meluk agama lain selain Islam, yahudi, dan nasrani.
Kalau orang yang fasik itu? Di dalam Al-Qur'an, Allah jelaskan, ialah
orang yang nggak bisa mengambil pelajaran dari perumpaan yang Allah
berikan. Juga, orang yang sudah tahu mana yang baik dan mana orang yang
buruk, tapi masih tetep melakukan yang buruk. Padahal dia orang islam. Yah, biasanya orang islam tuh. Juga, orang-orang yang nggak percaya dengan janji Allah, itu juga fasik.
Yang ketiga, si dzolim. Dzolim itu kebalikannya adil. Kalau orang nggak
adil, berarti dia dzolim. Contoh, orang yang dikasih duit 100 juta buat
belanja, tapi pas dia cerita ke orang lain, dibilangnya dia cuman
dikasih duit 50 juta. Nah, itu dzolim dia itu. Dikasih amanah, tapi
nggak ditunaikannya, dzolim juga itu. Samalah kayak orang munafik.
Ngomong-ngomong, apa persamaan dari 3 orang ini? Persamaannya adalah
sama-sama disebutkan di surat Al-Maidah, dalam ayat-ayat yang hampir
berurutan:
- Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir (TQS al Maaidah [5] : 44)
- Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang dzalim (TQS al Maaidah [5] : 45)
- Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik (TQS al Maaidah [5] : 47)
Dan coba, kalau kita lihat struktur kalimatnya, coba pikirkan baik-baik,
apakah dia dzolim dulu lalu dia tidak dikasih petunjuk, atau dia tidak
dikasih petunjuk, lalu dia dzolim? Yang mana hayoo? Dia dzolim, makanya
nggak dikasih petunjuk? Atau dia nggak dapat petunjuk, makanya dzolim?
Berarti, kesimpulannya, kafir, fasik, dzolim, itu pilihan diri sendiri!
Makanya silahkan catat, kalau dia berhenti dari kekafiran, kefasikan,
dan kedzoliman, Allah pasti akan kasih petunjuk ke dia! Ustadz Felix
Siauw, dulu kafir, Ustadz Yusuf Mansyur, dulu hobi balap-balapan,
Almarhum Uje, dulu hobi pakai narkoba, Dani Siregar, dulu seorang otaku
serta mata dan telinganya suka kepanasan kalau ada yang islam-islam.
Kenapa mereka bisa dapat hidayah? Karena mereka berhenti dari kekafiran,
kefasikan, dan kedzoliman. Begitu!
Dulu adalah Dzolim, Fasik, dan Kafir. Sekarang adalah Ustadz |
Berarti, harus berhenti jahat dulu, baru dapat hidayah! Begitu loh
mekanismenya! Bisa jadi kita susah berubah, kayak begini-begini melulu,
mungkin gara-gara ini nih. Kita belajar islam, baca kata-kata mutiara,
denger kalimat motivasi, tapi kita masih fasik dan dzolim. Jadinya
ilmunya mental! Nggak masuk!
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang pada diri mereka.” (QS 13:11)
Sekarang, kita masuk ke sesi kedua. Perlu diketahui, hidayah itu ada 3 jenisnya. Mari kita bahas satu per satu.
1. Hidayah Khulqi
Hidayah itu kan artinya petunjuk. Sedangkan khulqi itu artinya
penciptaan. Berarti, hidayah khulqi ini hidayah yang turun bersamaan
dengan penciptaan manusia. Allah bilang, "Dan Kami telah menunjukkan
kepadanya dua jalan." (QS al-Balad [90]: 10). Dalam ayat lain, ada
dijelaskan bahwa ada ditunjukkan jalan yang taqwa atau nggak. Dengan
kata lain, hidayah pertama ini adalah akal. Allah kan uda ngasih kita
akal.
Makanya orang yang disuruh beriman, cuman orang yang punya akal. Kalau
yang (mohon maaf) lahir dengan cacat mental, autis, dan sebagainya, dia
tidak akan dapat dosa. Juga bukan dosa orang tuanya. Itu ujian unuk
orang tuanya. Jadi si anak tak akan dapat dihisab Allah. Rasul pernah
bilang, bahwa semua orang itu pasti akan dihisab Allah, kecuali ketika
dalam 3 hal. Yaitu, pertama, gila sampai dia sadar. Kedua, pingsan
sampai dia sadar. Ketiga, tidur sampai dia sadar. Ada di hadits yang
lain, orang yang lupa sampai dia ingat.
Jadi dengan hidayah pertama berupa akal yang dikasih Allah ini, bisalah
kita membedakan yang mana yang baik dan yang mana yang buruk.
2. Hidayah Irsyad wal Bayan
Allah ngasih tahu sesuatu ke kita begini, "Dia-lah yang mengutus
Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia
memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik
benci." (QS as-Shaff [61]: 9). Yaitu, hidayah yang kedua ini adalah
Al-Qur'an dan assunnah. Dua-duanya kan udah turun di depan mata kita.
Udah dari dulu kali pun.
3. Hidayah Taufiq
Inilah hidayah ketiga, hidayah yang belum turun. Makanya kita minta setiap hari, pas baca surah Al-Fatihah. Ihdinashirotol mustaqim,
tunjukkanlah kami jalan yang lurus. Coba hitung, dalam 1 hari, ada
berapa kali kita minta? Minimal, 17 kali! Soalnya hidayah ini yang belum
datang nih.
Terus apa hubungannya diantara ketiga hidayah ini? Nih, Anda harus lihat gambar berikut ini:
Begini, kalau akal kita menjangkau Al-Qur'an, akal kita mikir Al-Qur'an,
maka Allah akan turunkan hidayah at-taufiq! Tapi, selama akalnya tidak
diapakai untuk Al-Qur'an dan assunnah, Allah tidak akan turunkan hidayah
at-taufiq! Begitu intinya.
Jadi, nggak mungkin kalau Sir Barack Obama secara mendadak,
pagi-pagi pas bangun tidur, langsung beriman pada Allah, kalau nggak ada
yang berdakwah pada dia. Nggak ada cerita begitu. Nggak ada cerita
tiba-tiba CRING dia dapat hidayah dan berkata, "Woaaaah! Ada hidayah
masuk ke dalam diriku nih! Saya akan beriman kepada islam nih!!" Nggak
ada ceritanya begitu. Nggak ada cerita orang yang malas sholat tiba-tiba
pas pagi-pagi bangun tidur, TING! mendadak dia berkata, "Saya mau
sholat nih! Saya mau sholat nih! Pokoknya saya mau sholat nih!!" Nggak
ada cerita begitu! Harus ada yang tadi itu, akalnya memikirkan ayat-ayat
Allah, dan assunah yang dibawakan Rasul, barulah Allah turunkan
hidayah.
Untuk itulah gunanya dakwah. Kalau nggak ada yang dakwah pada mas Felix
Siauw dulu, mas Felix Siauw nggak akan masuk islam. Kalau nggak ada yang
dakwah pada Mas Yusuf Mansur dulu, nggak ada yang dakwah pada Mas Jefry
Al-Bukhori dulu, nggak ada yang dakwah pada Dani Siregar dulu, mereka
semua nggak bakal jadi kayak sekarang begini. Salahnya, kadang-kadang
orang Indonesia nggak mau belajar. Nggak mau pakai hukum sebab akibat.
Maunya langsung hidayah doang.
Ada seorang ibu yang datang kepada ustadz, "Stadz, anak saya besok mau ujian Stadz. Tolong dong do'ain biar dia dapat hidayah,
biar dia pinter belajarnya." Hehehe! Kayak gitulah, nggak mau pakai
hukum sebab akibat. Ada pula seorang ibu yang berkata, "Stadz, tolong
saya dong Stadz, anak saya besok mau melamar kerja nih. Tolong dong
do'anya gimana biar dapat hidayah dan bisa diterima kerja." Ada lagi
yang bilang, "Stadz, tolong dong Stadz, do'anya apa biar anak saya
jerawatnya hilang." Yah pergi ke dokter tauuuuk!! Hehehe!
Ini ada hukum sebab-akibatnya nih! Yang harus diperbuat! Jadi jangan
harap tiba-tiba adik kita bisa jadi baik, teman kita bisa jadi baik,
senior kita bisa jadi baik, dan semuanya orang-orang bisa jadi baik,
kalau kita nggak menjelaskan kepada mereka, nggak mau berbuat sesuatu
kepada mereka, nggak mau melakukan suatu langkah. Berarti udah jelas,
kalau mau dapat hidayah dari Allah, gunakan akal, bagaimana memikirkan
Al-Qur'an dan as-sunnah. Maka insya Allah, Allah turunkan hidayah pada diri kita.
Siapa yang udah memikirkan hidayah ini dan mengambilnya, maka dialah
yang disebut sebagai orang muslim yang sebetulnya. Kalau menolak,
berarti dia orang kafir. Kalau yang sengaja setengah-setengah, berarti
dia orang yang munafik.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama