(لَيْسَ عَلَى الضُّعَفَاءِ
وَلا عَلَى الْمَرْضَى وَلا عَلَى الَّذِينَ لا يَجِدُونَ مَا يُنْفِقُونَ
حَرَجٌ إِذَا نَصَحُوا لِلَّهِ وَرَسُولِهِ
مَا عَلَى الْمُحْسِنِينَ مِنْ سَبِيلٍ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ * وَلا عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ
لا أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوْا وَأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَناً أَلّا يَجِدُوا مَا يُنْفِقُونَ
* إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى
الَّذِينَ يَسْتَأْذِنُونَكَ وَهُمْ أَغْنِيَاءُ رَضُوا بِأَنْ يَكُونُوا
مَعَ الْخَوَالِفِ وَطَبَعَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ
فَهُمْ لا يَعْلَمُونَ) (التوبة : 93 -91)

Sesungguhnya -di dalam menyambut seruan-Mu, ya ALLAH manusia terbagi
menjadi tiga golongan. Golongan pertama, mereka yang menyambutnya
seruan-Mu serta berupaya dengan segala kemampuan yang dimiliki. Golongan
ke-dua, mereka yang menyambut seruan-Mu namun tak memiliki kemampuan
untuk melaksanakannya. Golongan ke-tiga, mereka yang tidak menyambut
seruan-Mu sedangkan mereka mampu untuk melaksanakannya.
Engkau memuji golongan pertama, memberikan udzur/permaafan bagi
golongan ke-dua, dan mencela golongan ke-tiga. Tentu saja aku berharap
menjadi golongan pertama, bukan yang ke-tiga. Namun harus kuakui, tak
semua seruan atau perintah-Mu sanggup aku laksanakan. Maka, mungkinkah
karena itu Engkau memasukkan aku ke dalam golongan ke-dua? Mungkinkah
itu ? Tentu saja jawaban-Mu adalah:
إِذَا نَصَحُوا لِلَّهِ وَرَسُولِهِ
Artinya: …asalkan tulus/ikhlas kepada ALLAH dan Rasul-Nya…
Namun, bukankah tulus kepada Mu itu artinya:
Aku harus beriman kepada Mu dengan keimanan yang benar, yakni
keimanan yang tidak disertai keraguan, keraguan atas janji-janji dan
acaman-Mu. Ya, aku harus yakin bahwa ALLAH tak pernah menyalahi
janji-Nya. Keimanan yang benar adalah juga keimanan yang dibuktikan
dengan berjihad di jalan-Mu dengan harta dan jiwa, sebagaimana
firman-Mu:
(إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ
الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا
وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ) (الحجرات:15)
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah
orang orang yang percaya (beriman) kepada ALLAH dan Rasul-Nya, Kemudian
mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan
jiwa mereka di jalan ALLAH. Mereka lah orang-orang yang benar. (Al Hujarat:15)
Juga aku harus beriman kepada Mu dengan keimanan yang benar akan
Kekuasaan-Mu. Aku harus yakin, sungguh Kau lah Pencipta, Pemilik, dan
Pengatur alam semesta ini, tak ada yang menyekutui dan menandingi Mu di
dalam perkara ini. Dan tentang Hak-Mu untuk diibadahi, aku harus yakin,
sungguh Kau lah satu-satunya yang layak diibadahi, di dalam segala macam
dan bentuknya. Tak boleh ada yang lebih aku takuti atau cintai selain
Engkau. Begitu pula akan nama-nama dan sifat-sifat-Mu. Aku harus yakin,
sungguh Engkau memiliki nama-nama yang baik dan sifat-sifat yang mulia,
yang tak mungkin disejajarkan dan diserupakan dengan nama-nama dan
sifat-sifat makhluq-Mu. Karenanya, aku pun tak boleh memanggil Mu dengan
nama atau sebutan selain dari yang telah Kau tetapkan sendiri. Dan juga
aku tak boleh menetapkan sifat-Mu selain dengan sifat-sifat yang telah
Kau tetapkan sendiri bagi Mu
Sudahkah aku …?
Bukankah tulus kepada Mu itu juga artinya:
Aku harus membenarkan apa saja yang Engkau kabarkan di dalam Kitab-Mu dan yang disampaikan melalui lisan Rasul-Mu Shallallahu alaihi wa sallam.
Ketulusanku kepada Mu, jika memang benar, seharusnya telah menutup
celah-celah tempat masuknya keraguan serta pendustaan terhadap segala
perkara ghaib yang Engkau kabarkan. Termasuk terhadap segala yang telah
menjadi ketetapan-Mu
Sudahkah aku…?
Bukankah tulus kepada Mu itu juga artinya:
Aku harus mengikhlaskan seluruh ibadahku bagi Mu, di dalam rangka
mencari keridho’an-Mu, dan mengharapkan pahala-Mu. Tak boleh sedikitpun
terlintas maksud-maksud selain dari itu, yang bukan saja membuat ibadah
ku tak Engkau terima, bahkan diriku terancam gagal untuk berjumpa dengan
Mu dalam keadaan Engkau ridho kepada Ku.
( فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً) (الكهف: 110)
Artinya : Maka barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
rabb-nya, hendaklah ia mengerjakan amal saleh, dan tidak mempersekutukan
rabb-nya – di dalam ibadahnya- dengan sesuatu apapun (Al Kahfi:110)
Sudahkah aku…?
Bukankah tulus kepada Mu itu juga artinya:
Aku harus mencintai apa yang Engkau cintai dan membenci apa yang
Engkau benci. Aku harus mencintai kebaikan dan pelakunya, mencintai
orang-orang yang bertaubat, mencintai orang-orang yang mensucikan
dirinya, mencintai orang-orang yang bertaqwa, mencintai orang-orang yang
bersabar, mencintai orang-orang bertawakal kepada Mu, mencintai
orang-orang yang berbuat adil, mencintai orang-orang yang berperang di
jalan-Mu dalam barisan yang teratur, mencintai orang-orang mengikuti
Sunnah Nabi-Mu Shallallahu alaihi wa sallam. Ya, mereka itu semua orang-orang yang Engkau cintai, sebagaimana Engkau ungkapkan di dalam Kitab-Mu.
Tak boleh sedikitpun aku membenci kebaikan serta siapa saja yang
melakukan kebaikan atau perbaikan. Tak boleh sedikitpun aku membenci
orang-orang yang telah bertaubat atau menghalang-halangi jalannya untuk
bertaubat. Tak boleh sedikitpun aku membenci orang-orang yang ingin
membersihkan dan mensucikan dirinya, yang boleh jadi berbentuk
kebencianku terhadap orang yang lebih bertaqwa dibanding diriku
sendiri.Tak boleh sedikitpun aku membenci orang-orang yang bersabar,
termasuk menjadi sebab hilangnya kesabaran mereka. Tak boleh sedikitpun
aku membenci orang-orang yang sangat bergantung kepada ALLAH. Tak boleh
sedikitpun aku membenci orang-orang yang bersikap adil dan suka
menegakkan keadilan, termasuk menjerumuskan mereka untuk tak mampu
bersikap adil. Tak boleh sedikitpun aku membenci orang-orang berperang
di jalan ALLAH di dalam barisan yang teratur, termasuk
menghalang-halangi mereka dan merusak gambaran tentang perang di jalan
ALLAH. Tak boleh sedikitpun aku membenci Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan orang-orang yang ittiba’
dengannya atau yang mengajak kepadanya, dengan cara-cara memberikan
gambaran yang keliru yentang Sunnah yang mulia, menghalang-halangi
mereka yang memperkenalkan Sunnah setelah aku mengetahui mereka benar di
atas Sunnah.
Sudahkah aku…?
Bukankah tulus kepada Mu itu juga artinya:
Aku harus berpihak dan memberikan pembelaan kepada hamba-hamba-Mu
yang beriman serta berlepas diri dari musuh-musuh mereka dan musuh-Mu.
Itu juga artinya aku harus bersikap lemah lembut terhadap sesama orang
beriman serta bersikap tegas dan keras terhadap orang-orang kafir, bukan
sebaliknya. Ya, karena orang-orang yang bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pun bersifat demikian, sebagaimana firman-Mu:
(مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ ) (الفتح: 29)
Artinya: Muhammad itu adalah utusan ALLAH dan orang-orang yang
bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi
berkasih sayang dengan sesama mereka (Al Fath: 29)
Juga demikian sifat dari kaum yang akan Kau datangkan untuk
menggantikan mereka yang berpaling dari membela agama-Mu dan enggan
menegakkan syari’at-Mu, sebagaimana firman-Mu:
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ
يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ
أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لائِمٍ
ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ) (المائدة:54)
Artinya: Hai, orang-orang yang beriman. Barang siapa di antara
kalian murtad dari agama kalian, maka ALLAH akan datangkan satu kaum
yang Ia cinta kepada mereka dan merekapun cinta kepada Nya, lemah-lembut terhadap sesama orang beriman dan keras terhadap orang-orang kafir,
berjihad di jalan-ALLAH, dan tidak takut akan cela’an para pencela.
Demikianlah keutamaan dari ALLAH yang ia karuniakan kepada siapa saja
yang dikehendaki-Nya. Dan ALLAH Maha Luas (-karunianya-) lagi Maha
Mengetahui (Al Maa’idah: 54)
Sudahkah aku…? Sudahkah aku tulus kepada Mu, ya ALLAH ?
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama