
Wanita mempunyai peran yang mulia dalam menciptakan generasi cerdas
yang dapat mengambil tongkat estafet dalam sebuah negara. Wanita yang
mengandung, melahirkan, dan mendidik anak-anak adalah peran utama nan
mulia yang sepatutnya dinikmati dan disyukuri bagi setiap kaum hawa.
Wanita adalah penentu kemajuan sebuah bangsa. Karena di tangan-tangan
mereka terciptalah pemimpin-pemimpin hebat yang mendunia.
Menjadi wanita berkualitas yang dapat menghasilkan anak berkualitas
tentunya harus dipersiapkan sejak dini. Islam begitu menjunjung tinggi
keberadaan seorang wanita. Kemuliaan seorang wanita begitu tak ternilai
harganya. Untuk menjaga kemuliaan wanita, Islam memiliki rambu-rambu
yang harus dipatuhi bagi setiap pemeluknya.
Apa yang membedakan kue yang ada di mall dengan dibungkus rapi
dibandingkan kue-kue yang ada di pinggir jalan? Tentunya, kue yang ada
di dalam mall tersebut, harganya lebih mahal dan tidak sembarang orang
bisa memegangnya. Anda baru berhak memegangnya ketika Anda telah membeli
kue tersebut. Lain halnya dengan kue-kue yang ada di pinggir jalan,
terkena debu, dihinggapi lalat, dan sembarang orang bisa memegangnya
padahal belum tentu mereka membeli. Itulah sedikit perumpamaan orang
yang memakai jilbab dengan yang belum.
Bukan berarti orang yang memakai jilbab lebih mulia akhlaknya
dibanding dengan yang belum berjilbab. Tentunya perbaikan akan kualitas
diri sebagai seorang muslimah menjadi hal yang wajib bagi bagi setiap
muslim. Paling tidak, pilihan mereka untuk mengenakan jilbab adalah hal
positif yang patut diberikan apresiasi.
“Belum siap. Nanti aja kalo gue udah siap. Kayanya tuh hidayah belum dateng”
Hidayah. Apa yang dimaksud dengan hidayah? Ingin sekali rasanya bertanya pada mereka, Sejauh mana kalian memaknai kata hidayah?
Hidayah itu tidak menunggu datang dengan sendirinya bagaikan durian
runtuh dari atas langit. Hidayah itu perlu dicari. Ibarat kalian
merasakan ada benda kesayangan kalian yang hilang, pasti kalian akan
berusaha keras untuk mencarinya. Seperti itulah hidayah, sebuah petunjuk
untuk semakin mendekatkan diri pada Yang Kuasa. Lalu, yang menjadi
pertanyaannya bagaimana mencari hidayah itu, tentunya banyak cara yang
bisa kalian pilih. Bergaul dengan mereka yang mengerti akan makna
jilbab. Perbanyak mengikuti diskusi-diskusi Islam untuk meningkatkan
rasa ingin tahu tentang agama yang bukan hanya menjadi sebuah agama.
Karena Islam adalah way of life yang sepatutnya menjadi pedoman bagi setiap pemeluknya.
“Gue takut nanti pake jilbabnya setengah-setengah, pake jilbab tapi perilaku masih jelek gini, mending ngga usah kan?”
Tujuan menggunakan jilbab sesungguhnya untuk menimbulkan rasa malu
bagi setiap pemakainya. Jilbab memiliki banyak tujuan, tak sekedar kain
yang menutupi aurat kaum hawa, bukan pula hanya sebagai identitas
muslimah. Namun, jilbab juga menjadi barometer sejauh mana penggunanya
menjunjung tinggi rasa malu dalam berbuat agar tak bosan untuk
memperbaiki diri. Agar tak pernah merasa puas dengan kebaikan-kebaikan
yang telah dilakukannya.
Ada juga yang menjawab seperti ini;
“Liat noh, si A make jilbab kaya gini, kaya gitu, tapi perilaku masih
jelek, bikin malu orang yang pake jilbab aje. Mending gue ga pake
jilbab tapi sikap gue ga kaya dia”
Fenomena yang begitu melekat pada umat Islam saat ini adalah kita
melihat dan meniru bukan pada kemuliaan ajaran yang dibawakan Islam
sebagai rahmat bagi seluruh alam. Kita melihat para pemeluknya. Setiap
pemeluknya beraneka ragam. Ada yang menjalankannya karena sudah menjadi trend,
ada pula yang coba-coba, ada pula yang menjalankannya karena sudah
meyakini 100% bahwasanya setiap rambu-rambu yang ada dalam Islam tak
lain untuk kebaikan umatnya. Tanpa membutuhkan pemikiran yang panjang,
tanpa mesti mengalami galau berkepanjangan, langsung menjalankannya dengan hati yang ikhlas untuk menggapai ridho-Nya.
Bukan Islamnya yang salah, kemugkinan pemeluknya yang belum memaknai
betul mengapa sebuah hukum dibuat secara detil dalam Islam. Jadi, jangan
contoh pemeluknya, contoh Islam yang tak ada keraguan didalamnya.
Karena pemahaman setiap orang berbeda dalam menjalankannya. Yang
terpenting lihatlah siapa yang menurunkan perintah untuk mengenakan
jilbab, karena Dia begitu sempurna dalam menciptakan rambu-rambu cinta
untuk hamba yang mencintai-Nya.
Memperbaiki diri adalah hal wajib yang mesti kita lakukan sebagai
seorang muslimah. Jangan merasa jika sudah berjilbab, tidak perlu adanya
perbaikan diri. Tingkatkanlah rasa malu, tingkatkanlah pula rasa ingin
tahu sebagai seorang muslimah untuk lebih mendekatkan diri pada-Nya.
Dan, bagi yang belum semoga senantiasa semangat dalam mencari
hidayah-Nya. Jangan ragu untuk bertanya kepada orang disekitar anda.
Jika anda menemukan kejanggalan kepada mereka yang mengenakan jilbab,
bicarakanlah berdua dengan baik-baik. Jangan menegurnya di depan
khalayak ramah. Mari berlomba-lomba untuk mengharumkan nama Islam, agar
mereka tak salah dalam menilai agama kita yang mulia ini. Berikanlah
contoh, jadilah panutan yang baik. Ajak yang lain untuk terus melakukan
kebaikan. Semoga dengan mengenakan jilbab, Allah ridho memasukkan kita
ke dalam Syurga-Nya.
Wallahua’lam bisshawwab
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama