
2. Yahudi menuduh Maryam yang suci berzina (QS. Maryam: 28), Syiah
melakukan hal yang sama terhadap istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, ‘Aisyah —radhiallahu ‘anha— sebagaimana yang diungkapkan
Al-Qummi (pembesar Syiah) dalam Tafsir Al-Qummi (II/34).
3. Yahudi mengatakan, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka
melainkan hanya beberapa hari saja.” (QS. Al-Baqarah: 80). Syiah lebih
dahsyat lagi dengan mengatakan, “Api neraka telah diharamkan membakar
setiap orang Syiah,” sebagaimana tercantum dalam kitab mereka yang
dianggap suci Fashl Kitab (hal.157).
4. Yahudi meyakini, Allah mengetahui sesuatu setelah terjadinya
sesuatu itu padahal Allah tadinya tidak tahu, begitu juga dengan Syiah.
Orang-orang Syiah menyebutnya sebagai akidah al bada’. Abu Abdillah
berkata, “Seseorang belum dianggap beribadah kepada Allah sedikit pun,
hingga ia mengakui adanya sifat bada’ bagi Allah.” (Ushulul Kafi fi
Kitabit Tauhid: 1/331).
Bayangkan, mereka menisbahkan kebodohan kepada Allah yang telah berfirman,
“Katakanlah, “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib kecuali Allah.” (QS. An-Naml: 65)
Sementara di sisi lain, mereka berkeyakinan bahwa para imam mereka
mengetahui segala ilmu pengetahuan dan tak ada sedikit pun yang samar
baginya. Al Kulaini, seorang ulama paling terpercaya di kalangan Syiah
berkata di dalam bukunya, “Bab bahwa para imam mengetahui ilmu yang
telah dan akan terjadi, dan tidak ada sesuatu apa pun yang tersembunyi
bagi mereka.” (Al Kafi: 1/261).
5. Yahudi berkata, “Tidak layak (tidak sah) kerajaan itu melainkan di
tangan keluarga Daud.” Syiah berkata, ”Tidak layak Imamah itu melainkan
pada Ali dan keturunannya.”
6. Yahudi menghalalkan darah setiap muslim. Demikian pula Syiah, mereka menghalalkan darah Ahlussunnah/Sunni.
7. Yahudi tidak menetapkan adanya jihad hingga Allah mengutus Dajjal.
Syiah Rafidhah mengatakan, ”Tidak ada jihad hingga Allah mengutus Imam
Mahdi datang.”
8. Orang-orang Yahudi memberikan kepemimpinan kepada anak keturunan
Nabi Harun ‘alaihis salam, bukan keturunan Nabi Musa ‘alahis salam.
Demikian pula orang-orang Syiah, mereka memberikan kepemimpinan kepada
keturunan Al Husein radhiyallahu ‘anhu, bukan Al Hasan radhiyallahu
‘anhu.
Dalam riwayat orang-orang Syiah disebutkan, dari Hisyam bin Salim,
dia berkata, “Aku berkata kepada Ash-Shadiq Ja’far bin Muhammad
—‘alaihimas salam, manakah yang lebih utama Al Hasan atau Al Husein?”
Maka dia berkata, “Al Hasan lebih utama dari Husein.” Aku berkata, “Lalu
bagaimana bisa imamah setelah Al Husein ditampuk keturunan Al Husein,
bukan keturunan Al Hasan?” Maka Ja’far berkata, “Sesungguhnya Allah
—Tabaraka wa Ta’ala— menyukai jika sunnah Musa dan Harun berlaku kepada
Al Hasan dan Al Husein —‘alaihimas salam. Apakah engkau tidak melihat
bahwasanya Musa dan Harun itu keduanya adalah nabi? Demikian pula Al
Hasan dan Al Husein, keduanya adalah imam. Tapi, Allah Subhanahu wa
Ta’ala menjadikan nubuwwah bagi keturunan Harun, bukan Musa, walaupun
Musa lebih afdhal dari Harun —‘alaihimas salam.”
9. Syiah Imamiyah menetapkan 12 imam mereka untuk menyerupai jumlah
pemimpin dari kalangan Bani Israil, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al
Maidah: 12.
10. Orang-orang Yahudi membenci Jibril. Mereka mengatakan bahwa
Jibril adalah musuh kita dari kalangan malaikat. Adapun Syiah berkata,
Jibril telah keliru dalam menyampaikan wahyu kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka juga berkata, “Sesungguhnya Jibril
‘alaihis salam telah berkhianat ketika menyampaikan wahyu kepada
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, padahal sepantasnya dan yang
lebih berhak adalah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.”
Inilah Syiah, bagaimana bisa mereka menuduh Jibril ‘alaihis salam
berkhianat, padahal Allah Azza wa Jalla telah menyifatinya dengan al
amin (yang dapat dipercaya) dalam firman-Nya,
“Yang dibawa turun oleh ar-Ruh al Amin (Jibril).” (QS. As-Syu’ara: 193)
11. Yahudi sangat keras memusuhi kaum Muslimin, firman Allah Azza wa Jalla, artinya:
“Pasti kamu akan dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap
orang-orang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.”
(QS. Al Maidah: 82)
Demikian pula dengan orang-orang Syiah, sangat memusuhi Ahlus Sunnah wal Jamaah, bahkan menganggap mereka sebagai najis.
12. Yahudi dan Syiah, keduanya tidak bersifat adil dalam memberikan
kecintaan dan kebencian. Di satu sisi, Yahudi bersifat ghuluw terhadap
sebagian nabi dan orang-orang shaleh mereka. Mereka menempatkannya
sebagai sembahan yang diagungkan. Seperti perkataan mereka yang dikutip
dalam al Qur’an,
“’Uzair anak Allah.” (Qs. At-Taubah: 30)
Namun di sisi lain, mereka mencela sebagian nabi dan menuduh mereka
sebagai penjahat. Demikian pula dengan Syiah, Anda dapat melihat mereka
berlebih-lebihan mengagungkan Ali radhiyallahu ‘anhu dan sebagian
keturunan beliau, bahkan menempatkan mereka sebagai sembahan dan
berkeyakinan bahwa Allah Azza wa Jalla bersatu dalam dzat mereka. Namun
di sisi lain, mereka mencela sahabat dan kaum Muslimin. Menuduh mereka
munafik dan kafir.
Meski banyak memiliki persamaan, Yahudi dan Nasrani telah selangkah
lebih maju dari Syiah dalam hal etika. Ketika orang-orang Yahudi
ditanya, “Siapa penganut terbaik agama kalian?” Mereka menjawab,
“Sahabat-sahabat Musa.” Orang-orang Nashrani pun ditanya dengan
pertanyaan yang sama, jawaban mereka, “Para penolong ‘Isa.” Dan ketika
orang-orang Syiah ditanya, “Siapa pengikut paling durhaka dari agama
kalian?” Mereka menjawab, “Sahabat-sahabat Muhammad.”
Al-Baghdâdi rahimahullâh telah menjelaskan secara ringkas permusuhan
kaum Syi’ah Bathiniyah ini terhadap Islam dan kaum Muslimin. Beliau
berkata:
“Ketahuilah –semoga Allâh membuatmu bahagia– sesungguhnya bahaya yang
ditimbulkan oleh kaum Bathiniyah terhadap kaum Muslimin lebih besar
daripada bahaya yang ditimbulkan oleh kaum Yahudi, Nashrani maupun
Majusi. Bahkan lebih besar daripada kaum Dahriyah (atheis) serta
kelompok-kelompok kafir lainnya. Bahkan lebih besar daripada bahaya yang
ditimpakan oleh Dajjal yang muncul di akhir zaman. Karena orang-orang
yang tersesat akibat dakwah Bathiniyah ini sejak awal mula munculnya
dakwah mereka sampai hari ini lebih banyak daripada orang-orang yang
disesatkan oleh Dajjal pada waktu munculnya nanti. Karena fitnah Dajjal
tidak lebih dari empat puluh hari, sementara kejahatan kaum Bathiniyah
ini lebih banyak lagi daripada butiran pasir dan tetesan hujan.” (Al-Farqu bainal Firaq hlm 382)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata tentang Syi’ah Bathiniyah,
“Mereka lebih kafir dari orang Yahudi dan Nashrani, bahkan lebih
kafir dari orang Musyrik…bahkan bahaya mereka lebih besar daripada kafir
harbi sekalipun bangsa tartar” (Dirasatul Firaq hlm. 193. Dinukil dari
Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyah, 35/149-152)
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama