NABI MUHAMMAD SAW

Menghujamkan sketsa namamu dititik terdalam jiwaku Hingga segumpal daging dalam dadaku berucap mantap.
Kaulah yang dilahirkan ke Dunia oleh karunia sang Maha Pencipta Cinta Untuk membimbing dan menolong umat manusia yang sekarat di dunia dan akhirat
Menolong lolong mereka yang ketakutan
setengah mati ketika disidang dalam adil Mizan-nya serta menuntun kami
meniti bentang panjang shiraatal Mustaqiim. Keagungan rasa begitu
dahsyat membuncah dan membahana dalam dada. ~~ Karena satu nama ~~
~~ Nabi Muhammad SAW ~~
Putra Abdullah – Cucu Abdul Muthalib
Keturunan mulia dari bani Quraisy
I. Kelahiran Sang Nabi
Pada saat yang sangat kritis ini
muncullah sebuah bintang pada malam yang gelap gulita, sinarnya semakin
terang membuat malam menjadi terang benderang, ia bukan bintang yang
biasa, tapi bintang yang sangat luar biasa.
Bahkan matahari di siang haripun malu
menampakkan sinarnya karena bintang ini adalah maha bintang yang
terlahirkan ke muka bumi, ialah cahaya dalam kegelapan, ia adalah cahaya
di dalam dada, ia dikenal dengan Nama Muhammad.
Menurut sejarawan bintang ini tepat
terlahir tanggal 17 Rabi’ul Awwal (12 Rabi’ul awwal menurut mazhab
sunni) 570 M, bintang ini tak pernah padam walaupun 14 abad setelah
ketiadaannya, bahkan ia semakin terang dan semakin terang, dari bintang
ini terlahir 13 bintang yang lain, Yang selalu menjadi hujjah bagi
bintang-bintang yang sulit bersinar lainnya di setiap zamannya.
Ia memiliki silsilah yang berhubungan
langsung dengan jawara Tauhid melalui anaknya Ismail AS, yang dilahirkan
melalui rahim-rahim suci dan terpelihara dari perbuatan-perbuatan
mensekutukan Tuhan.
Ia begitu suci sehingga Tuhan
memerintahkan kepada Para Malaikat dan Jin untuk bersujud kepada Adam,
karena cahayanya dibawa oleh Adam AS untuk disampaikan kepada maksud, ia
adalah rencana Tuhan yang teramat besar yang langit dan bumi pun tak
kan sanggup memikulnya.
II. Pernikahan
Kebanyakan sejarawan percaya bahwa yang menyampaikan lamaran Khadijah kepada Nabi ialah Nafsiah binti Aliyah sebagai berikut:
Wahai Muhammad !
Katakan terus terang, apa sesungguhnya
yang menjadi penghalang bagimu untuk memasuki kehidupan rumah tangga?
Kukira usiamu sudah cukup dewasa!
Apakah anda akan menyambut dengan senang
hati jika saya mengundang Anda kepada kecantikan, kekayaan, keanggunan,
dan kehormatan ?
Nabi menjawab, Apa maksud Anda?
Ia lalu menyebut Khodijah.
Nabi lalu berkata, Apakah Khodijah siap untuk itu, padahal dunia saya dan dunianya jauh berbeda?
Nafsiah berujar, Saya mendapat kepercayaan dari dia, dan akan membuat dia setuju.
Anda perlu menetapkan tanggal perkawinan
agar walinya (Amar bin Asad) dapat mendampingi Anda beserta handai tolan
Anda, dan upacara perkawinan dan perayaan dapat diselenggarakan”.
III. Diangkat Menjadi Rasul
Hira, tempat diturunkannya kalimat Tuhan
Yang Maha Sakti, kalimat yang membuat iblis berputus asa untuk
menyesatkan manusia, kalimat yang dengannya alam semesta berguncang.
Al-Qur’an, susunan kalimatnya yang
mengandung makna yang banyak telah membuat tercengang manusia-manusia
manapun di jagat raya, yang mengakui kebenarannya, akan mengikutinya,
sedangkan yang tidak mengakuinya harus tunduk atas kebenarannya, dan
bagi mereka yang menolak, dengan cara apapun akan sia-sia, dan celaka.
Jibril (Ruh Al-Qudus) diutus Tuhan
semesta Alam, Sang Pemilik Konsep, untuk menyampaikan kalimat-Nya secara
berangsur-angsur kepada Al-amin yang berada di Gunung Hira.
Al-Amin telah mempersiapkan dirinya
selama empat puluh tahun untuk memikul tugas yang maha berat ini, Jibril
datang kepadanya dengan membawa beberapa kalimat dari Tuhannya. Ialah
kalimat pertama yang dikemukakan dalam Al-qur’an sebagai berikut
Bacalah dengan [ menyebut] nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Paling Pemurah.Yang mengajari [manusia] dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
IV. Hijrah
Kini tiba fajar. Semangat dan gairah
besar tampak di kalangan musyrik itu. Mereka begitu yakin akan segera
berhasil. Dengan pedang terhunus mereka memasuki kamar Nabi, yang
menimbulkan suara gaduh.
Serentak Ali mengangkat kepalanya dari bantal dan menyingkirkan selimutnya lalu berkata dengan sangat tenag, Apa yang terjadi ?
Mereka menjawab, Kami mencari Muhammad. Di mana dia?
Ali berkata, Apakah anda menitipkannya kepada saya sehingga saya harus menyerahkannya kembali kepada Anda?
Bagaimanapun, sekarang ia tak ada di rumah. Muhammad telah pergi jauh di luar pengetahuan mereka.
Nabi, tiba di Quba tanggal 12 Rabi’ul Awwal, dan tinggal di rumah Ummu Kultsum ibn al-Hadam.
Sejumlah Muhajirin dan Ansor sedang
menunggu kedatangan Nabi. Beliau tinggal di situ sampai akhir pekan.
Sebagian orang mendesak agar beliau segera berangkat ke Madinah, tetapi
beliau menunggu kedatangan Ali.
Orang Quraisy mengetahui hijrahnya Ali
dan rombongannya diantaranya ialah Fatimah, puteri Nabi, Fatimah binti
Asad dan Fatimah binti Hamzah bin Abdul Mutholib karena itu, mereka
memburunya dan berhadap-hadapan dengan dia di daerah Zajnan.
Perselisihan pun terjadi dan Ali berkata
Barangsiapa menghendaki tubuhnya terpotong-potong dan darahnya tumpah,
majulah! Tanda marah nampak di wajahnya.
Orang-orang Quraisy yang merasa bahwa masalah telah menjadi serius, mengambil sikap damai dan berbalik pulang.
Ketika Ali tiba di Quba, kakinya berdarah, dikarenakan menempuh perjalanan Makah Madinah dengan berjalan kaki.
Nabi dikabari bahwa, Ali telah tiba tapi
tak mampu menghadap beliau. Segera nabi ke tempat Ali lalu merangkulnya.
Ketika melihat kaki Ali membengkak, air mata Nabi menetes”.
V. Benteng Khaibar
Pada perang Khaibar ketika semangat kaum
muslim mengendur dan merasa tidak mampu untuk menghancurkan benteng
Khaibar, orang-orang menunggu dengan gelisah dan ketakutan.
Karena sebelumnya Abu Bakar dan Umar
tidak ada yang mampu menghancurkan benteng, bahkan Umar memuji
keberanian pemimpin benteng, Marhab,yang luar biasa yang membuat Nabi
dan para komandan Islam kecewa atas pernyataan Umar ini.
VI. Fath Makkah
Tahun kedelapan Hijrah, perjanjian
Hudaibiyah dikhianati oleh orang-orang Quraisy mekah, Nabi segera
mengeluarkan perintah kesiagaan umum.
Beliau siapkan pasukan besar yang belum
pernah disaksikan kehebatannya selama ini. Ketika pasukan telah lengkap
dan siap bergerak, Nabi pun menyampaikan bahwa sasarannya adalah Mekah.
Pasukan bergerak laksana migrasi kawanan
burung menuju arah selatan. Nabi memerintahkan kepada pasukannya yang
berjumlah 10.000 orang untuk membagi diri, dan menyalakan api unggun di
malam hari agar pasukan musuh melihat betapa besar pasukan musuh
tersebut.
VII. Haji Wada
Tahun kesebelas Hijrah, Haji pertama
Nabi dan kaum Muslimin tanpa ada seorang musrik pun yang ikut
didalamnya, untuk pertama kalinya pula, lebih dari 10.000 orang
berkumpul di Madinah dan sekitarnya, menyertai Nabi melakukan perjalanan
ke Makkah, dan .. sekaligus inilah haji terakhir yang dilakukan oleh
Nabi.
Rombongan haji meninggalkan Madinah
tanggal 25 Dzulqaidah , Nabi disertai semua isterinya, menginap satu
malam di Dzi Al-Hulaifah, kemudian melakukan Ihram sepanjang Subuh, dan
mulai bergerak…
Seluruh padang terisi gema suara mereka yang mengucapkan,
Labbaik, Allahumma labaik… Labbaik, la syarika laka, ! Aku datang memenuhi panggilanmu,Allahumma, ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu… Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu.Segala puji, kenikmatan, dan kemaharajaan, hanya bagi-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu… Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu…
Langit, hingga hari itu, belum pernah
menyaksikan pemandangan di muka bumi seperti yang ada pada saat itu.
Lebih dari 100.000 orang, laki-laki dan perempuan dibawah sengatan
Matahari yang amat terik dan di padang pasir yang sebelumnya tak pernah
dikenal orang.
Bergerak menuju satu arah. Medan ini merupakan lukisan paling indah dari satu warna yang menghiasi kehidupan manusia.
Dan sejarah, adalah kakek tua yang
terbelenggu dalam pengabdian terhadap kepentingan-kepentingan. Ia adalah
tukang cerita yang membacakan hikayat-hikayat Fir’aun, Kisra dan
Kaisar.
Sejarah sekali melihat Muhammad dan orang-orang yang bergerak bersamanya dengan heran! Aneh sekali. Pasukan apa ini?
Komandan berjalan kaki kelelahan, dan
pengikut-pengikutnya pun demikian pula. Nabi memang berjalan kaki
bersama umatnya. Sejarah memang mendengar bahwa œpenguasa itu berada di
tengah-tengah pasukan itu, tapi ketika dicari-carinya, dia tak bisa
menemukannya.
Rombongan itu masuk Mekah 4 Dzulhijjah, disitu telah berkumpul Allah, Ibrahim, Ka’bah dan Muhammad.
Dia juga ingin memperlihatkan kepada Ibrahim, bahwa karya besarnya, kita sudah diantarkan kepada Maksud.
Sumber : http://www.al-huda.netSelengkapnya di Nabi Muhammad SAW
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama