Pendapat I (jumhur) :
boleh
menjamak sholat zhuhur dan ashar meskipun bukan di Arafah, dan boleh
menjamak sholat maghrib dan ‘isya meskipun bukan di Muzdalifah.
Pendapat II (Hanafiyah) :
jamak
sholat zhuhur dan maghrib hanya boleh dilakukan di Arafah, dan jamak
sholat maghrib dan ‘isya hanya boleh dilakukan di Muzdalifah.
Sebab perbedaan pendapat :
Perbedaan dalam memahami hadits-hadits dalam masalah ini.
Pendapat Sayyid Sabiq :
Sholat
jamak tidak hanya terbatas di Arafah dan Muzdalifah saja. Namun, yang
sudah benar-benar disepakati hanyalah sholat jamak di kedua tempat
tersebut, berdasarkan perbuatan Rasulullah.
Bentuk sholat jamak
Perbedaan pendapat :
Pendapat I (salah satu riwayat dari Malik) :
jamak ta’khir lebih utama meskipun jamak taqdim juga boleh.
Pendapat II (Syafi’I, riwayat lain dari Malik) :
sama saja antara jamak taqdim dan jamak ta’khir.
Sebab perbedaan pendapat :
Pertentangan antar hadits.
Pendapat Sayyid Sabiq :
Sholat jamak boleh dilakukan secara taqdim ataupun ta’khir.
Sebab-sebab yang memperbolehkan sholat jamak
Para fuqaha sepakat atas diperbolehkannya sholat jamak karena safar.
Jarak dan jenis perjalanan yang diperbolehkan sholat jamak
Lihat Sholat Qashar.
Sholat jamak dalam keadaan hadir tanpa udzur
Perbedaan pendapat :
Pendapat I (jumhur, salah satu riwayat dari Malik) : tidak boleh
Pendapat II (riwayat lain dari Malik) : boleh saat hujan
Pendapat III (zhahiriyah) : boleh
Sebab perbedaan pendapat :
Perbedaan dalam memahami hadits Ibnu Abbas.
Pendapat Sayyid Sabiq :
Selain karena safar, sholat jamak juga boleh dilakukan karena hujan, sakit, udzur syar’i, atau hajah syar’iyah.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama